Debat Mengenai Tahlil Dengan Wahabi Di Bulan Ramadlan

Debat Mengenai Tahlil Dengan Wahabi Di Bulan Ramadlan

Bulan Ramadlan :: Debat Mengenai Tahlil Dengan Wahabi Di Bulan Ramadlan
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kebetulan pada Bulan Ramadlan 2015 kemarin saya pernah mengikuti Tahlilan di rumah teman, karena saudara teman saya meninggal di Bulan Ramadlan, dan sudah biasa, acara tahlil di Bulan Ramadlan diletakkan menjelang maghrib, jadi setelah selesai membaca tahlil paling nunggu sebentar atau baca-baca tasbih atau berbincang-bincang sebentar dengan saudara, teman atau orang sebelah. setelah itu, tidak akan lama maghrib sudah tiba, dan biasanya langsung berbuka. ada juga yang sekedar membatalkan puasa, lalu langsung shalat berjama'ah, lalu melakukan dzikiran sedikit dan dilanjutkan dengan berbuka puasa.
Saat itu ada salah satu orang pendatang yang kebetulan bermukim di perumahan di desa tersebut, lalu mengatakan bahwa Tahlil adalah haram karena tahlil ini bid'ah, tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.
Saat itu saya tersenyum saja, saya memang malas mau jawab, karena saya tahu gaya berdebatnya Wahabi hanya menangnya sendiri, padahal jelas dasar dalilnya tidak valid dikarenakan salah memahami hadits atau Qur'an. Namun karena saat dibantah oleh salah satu anggota tahlil lainnya dia semakin ngeyel maka saya terpaksa ikut komentar sekedar untuk meluruskan pendapat bengkoknya.

Saya: Benarkah Tahlil itu Bid'ah dan Haram?
Wahabi: ia, Tahlil ini bid'ah dan haram
Saya: Kenapa bisa begitu?
Wahabi: Karena Rasulullah saw tidak pernah melakukan ini, anda bisa melihat sabda beliau:
كل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار

Tiap tiap bid'ah itu sesat, dan tiap tiap kesesatan itu dalam neraka.

Saya: pernahkan anda membaca firman Allah swt:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang"

Wahabi: ia, saya tahu dan sering membacanya.
Saya: apakah anda yakin dengan firman tersebut?
Wahabi: ia, saya sangat yakin, karena itu Al-qur'an
Saya: Jika anda sudah tahu dan yakin dengan ayat tersebut, lalu kenapa anda masih mengatakan Tahlil ini bid'ah dan haram?
Wahabi: seperti perkataan saya sebelumnya, karena tahlil seperti ini tidak pernah dilakukan oleh rasulullah saw, berarti ini bid'ah, dan tiap tiap bid'ah adalah sesat, dan kesesatan itu hukumnya haram dan orang yang melakukannya akan masuk neraka.
Saya: berarti anda tidak faham dengan namanya bid'ah, anda menganggap semua bid'ah itu sesat karena memasukkan lafadh hadits كل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار kepada 'am baqin 'ala umumihi. padahal ulama' ahlus sunnah wal jama'ah kesemuanya membagi bid'ah menjadi 2 bagian, ada bid'ah sayyiah dan ada bid'ah hasanah. pada dasarnya, anda dan kelompok anda tidak faham mengenai 'am, dan menganggap semua khithab harus diamalkan secara muthlak sesuai dengan lafadhnya saja (Harfiah), dan kalau memang begitu adanya, berarti anda juga melakukan bid'ah, karena rasulullah saw sendiri tidak pernah melarang tahlil. selain itu anda sudah tahu sendiri, apa saja yang dibaca dalam tahlil. pada dasarnya apa yang kami lakukan adalah mengamalkan apa yang sudah disebutkan oleh allah di ayat diatas (alhasyr ayat 10). dan apabila anda memang benar, silahkan tunjukkan kepada saya, dalil yang melarang langsung ritual tahlil atau mendoakan sesama muslim!. dan sebelum anda menjawab pertanyaan pertanyaan saya mulai tadi, saya mau bertanya dulu tentang beberapa hal. 1 tahukah anda dengan qaidah am baqin 'ala umumi dan 'am makhsush?
Wahabi: tidak, saya tidak tahu
Saya: tahukah anda dengan hukum tarkun nabi?
Wahabi: maaf saya juga tidak tahu
Saya: Percayakan anda kepada Imam anda, yaitu Ibnu Taymiah?
Wahabi: ia, saya percaya, beliau adalah panutan saya.

Lalu saya ambil HP dan saya sodorkan kitab ibnu taymiah berikut ini:

Saya perlihatkan kepadanya, dan juga saya bacakan. dia hanya diam, wajahnya murung dan tanpa pamit dia langsung pergi sambil menggrutu.
Ternyata Wahabi ilmunya masih dangkal, namun sudah banyak tingkah dan sok paling nyunnah.
yah, begitulah pengelaman saya berdebat dengan Wahabi. semoga tulisan saya ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum wr.wb.


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by admin, Published at 18.14 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar